Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi
menyatakan telah mengerahkan petugas untuk menelusuri keberadaan 16
warga Indonesia yang ditemukan terlunta-lunta di sebuah daerah terpencil
di antara Riyadh dan Mekah.
Warga yang semuanya perempuan serta bayi berusia
sekitar dua bulan diselamatkan seorang warga Arab Saudi yang kemudian
mengontak petugas patroli jalan raya untuk menolongnya, seperti
dilaporkan Al-Jazeera, Kamis (17/10) kemarin.
Salah-seorang diantara mereka
mengaku tidak memiliki dokumen resmi dan alat komunikasi. Mereka juga
mengaku ditipu oleh sejumlah orang yang berjanji mengantar dari Riyadh
ke Mekah, namun kemudian diturunkan di tempat terpencil.
"Meskipun sudah ketemu tempatnya, yaitu di tengah-tengah antara Riyadh dan Mekah, tapi itu terpencil. Jarak antar kabupaten bisa sekitar 200 km. Jauhlah!"
Walaupun dilaporkan telah ditolong oleh petugas
patroli jalan raya Arab Saudi, KBRI di Riyadh sampai sekitar pukul 14.00
WIB, Jumat (18/10), mengaku belum mengetahui posisi ke-16 warga
Indonesia itu.
"Kita sudah kerahkan petugas dari KBRI Riyadh,
kita sudah kerahkan petugas KJRI di Jiddah, dan mengerahkan satgas untuk
menelusuri di mana tepatnya mereka berada," kata Duta Besar Indonesia
untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, kepada wartawan BBC Indonesia,
Heyder Affan, melalui telepon.
"Meskipun sudah ketemu tempatnya, yaitu di
tengah-tengah antara Riyadh dan Mekah, tapi itu terpencil. Jarak antar
kabupaten bisa sekitar 200 km. Jauhlah," kata Gatot.
Namun demikian, Gatot Abdullah meyakini mereka sudah ditangani oleh aparat kepolisian setempat.
"Kalau belum ditangani polisi, 'kan nggak mungkin ada berita di koran," tandasnya.
Korban perdagangan manusia?
Sejauh ini KBRI di Riyadh belum mengetahui latar
belakang keberadaan belasan warga negara Indonesia itu di tempat
terpencil tersebut, termasuk dugaan yang menyebutkan mereka adalah
korban perdagangan manusia (human trafficking).
"Kita belum tahu update terakhir, tapi
diperkirakan, mereka itu korban human trafficking... atau mereka mau
naik haji tapi ngggak punya izin haji," kata Duta Besar Indonesia untuk
Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur.
Dia menganalisa, kemungkinan ke-16 orang itu
merupakan korban perdagangan manusia didasarkan pengakuan mereka hendak
melakukan perjalanan dari Riyadh ke Mekah.
"Karena di Mekah dan Jeddah merupakan pusatnya overstayers, dan biasanya pemerintah Indonesia memulangkannya ke Indonesia, makanya mereka kirim ke Riyadh," ujarnya.
"Kita belum tahu update terakhir, tapi diperkirakan, mereka itu korban human trafficking... atau mereka mau naik haji tapi ngggak punya ijin haji."
Menurutnya, kemungkinan oknum agen perdagangan
manusia itu lantas menelantarkan belasan WNI itu karena sering menjumpai
pos pengawas.
"Akhirnya mereka ditinggalkan di satu tempat," kata Gatot, menganalisa.
Namun demikian, menurutnya, bisa saja ke-16 warga Indonesia itu mau naik haji, tetapi tidak memiliki izin haji.
"Kalau (mereka diberangkatkan) sebelum haji, diperkirakan mereka mau haji tapi nggak punya izin haji," tambahnya.
Gatot Abdullah mengaku, praktek seperti ini
sering terjadi. "Dan, orang Indonesia yang sering ditahan karena tidak
punya izin haji," jelas Gatot Abdullah. * BBC Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar