Jumat, 18 Oktober 2013

KBRI Telusuri 16 WNI Terlunta-lunta di Arab Saudi

Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi menyatakan telah mengerahkan petugas untuk menelusuri keberadaan 16 warga Indonesia yang ditemukan terlunta-lunta di sebuah daerah terpencil di antara Riyadh dan Mekah.




Warga yang semuanya perempuan serta bayi berusia sekitar dua bulan diselamatkan seorang warga Arab Saudi yang kemudian mengontak petugas patroli jalan raya untuk menolongnya, seperti dilaporkan Al-Jazeera, Kamis (17/10) kemarin.
Salah-seorang diantara mereka mengaku tidak memiliki dokumen resmi dan alat komunikasi. Mereka juga mengaku ditipu oleh sejumlah orang yang berjanji mengantar dari Riyadh ke Mekah, namun kemudian diturunkan di tempat terpencil.
"Meskipun sudah ketemu tempatnya, yaitu di tengah-tengah antara Riyadh dan Mekah, tapi itu terpencil. Jarak antar kabupaten bisa sekitar 200 km. Jauhlah!"
Walaupun dilaporkan telah ditolong oleh petugas patroli jalan raya Arab Saudi, KBRI di Riyadh sampai sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (18/10), mengaku belum mengetahui posisi ke-16 warga Indonesia itu.
"Kita sudah kerahkan petugas dari KBRI Riyadh, kita sudah kerahkan petugas KJRI di Jiddah, dan mengerahkan satgas untuk menelusuri di mana tepatnya mereka berada," kata Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, melalui telepon.
"Meskipun sudah ketemu tempatnya, yaitu di tengah-tengah antara Riyadh dan Mekah, tapi itu terpencil. Jarak antar kabupaten bisa sekitar 200 km. Jauhlah," kata Gatot.
Namun demikian, Gatot Abdullah meyakini mereka sudah ditangani oleh aparat kepolisian setempat.
"Kalau belum ditangani polisi, 'kan nggak mungkin ada berita di koran," tandasnya.

Korban perdagangan manusia?

Protes terhadap kebijakan Arab Saudi tentang masalah ketenagakerjaan.
Sejauh ini KBRI di Riyadh belum mengetahui latar belakang keberadaan belasan warga negara Indonesia itu di tempat terpencil tersebut, termasuk dugaan yang menyebutkan mereka adalah korban perdagangan manusia (human trafficking).
"Kita belum tahu update terakhir, tapi diperkirakan, mereka itu korban human trafficking... atau mereka mau naik haji tapi ngggak punya izin haji," kata Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur.
Dia menganalisa, kemungkinan ke-16 orang itu merupakan korban perdagangan manusia didasarkan pengakuan mereka hendak melakukan perjalanan dari Riyadh ke Mekah.
"Karena di Mekah dan Jeddah merupakan pusatnya overstayers, dan biasanya pemerintah Indonesia memulangkannya ke Indonesia, makanya mereka kirim ke Riyadh," ujarnya.
"Kita belum tahu update terakhir, tapi diperkirakan, mereka itu korban human trafficking... atau mereka mau naik haji tapi ngggak punya ijin haji."
Menurutnya, kemungkinan oknum agen perdagangan manusia itu lantas menelantarkan belasan WNI itu karena sering menjumpai pos pengawas.
"Akhirnya mereka ditinggalkan di satu tempat," kata Gatot, menganalisa.
Namun demikian, menurutnya, bisa saja ke-16 warga Indonesia itu mau naik haji, tetapi tidak memiliki izin haji.
"Kalau (mereka diberangkatkan) sebelum haji, diperkirakan mereka mau haji tapi nggak punya izin haji," tambahnya.
Gatot Abdullah mengaku, praktek seperti ini sering terjadi. "Dan, orang Indonesia yang sering ditahan karena tidak punya izin haji," jelas Gatot Abdullah. * BBC Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar